Senin, 09 September 2013

Masa Neonatus Anak

Masa neonatus adalah dapat dikatakan dengan singkat masa usia anak dari sejak lahir kedunia sampai dengan 4 minggu (0-28 hari). Anak mengalami tubmuh dan berkembang tidak hanya di mulai dari masa neonatus, namun sejak dalam kandungan. Oleh sebab itu bayi baru lahir yang normal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Berat badan 2500-3500 gram Panjang badan lahir 47 - 52 cm Lingkar dada 30 - 38 cm Lingkar kepala 33 - 35 cm Denyut jantung > 100 kali per menit Pernafasan pada menit pertama cepat 80 kali per menit, kemudian menurun kira-kira 40 kali per menit Kulit merah, karena di bawah kulit terdapat lemak, vernik caseosa kuku-kuku jari panjang Pada alat kelamin/genitalia bayi perempuan: labia mayora sudah menutupi labia minora Pada bayi laki-laki, testis sudah turun ke skrotum lanugo sudah tidak terlihat lagi Pada masa neonatus ini terbagi dalam dua masa, yaitu antara lain : 1. Masa Portunate Masa portunate pada bayi berlangsung antara 15 - 30 menit pertama sejak bayi lahir sampai tali pusatnya dipotong. Tindakan-tindakan atau bantuan yang diberikan pada bayi baru lahir (BBL) antara lain : Membersihkan muka bayi, daerah mata, hidung dan mulut Melaksanakan penilaian APGAR Skor pada menit pertama dan menit kedua. APGAR Skor meliti A=Apperence (Warna Kulit), Pulse = Denyut Jantung, Gremace (Kepekaan Refleks), A=Activity (Tonus Otot-Keaktifan Bayi), R= Respiratory (Usaha Nafas-Pernafasan) Membebaskan jalan nafas bayi dengan cara ; menghisap lendir, darah, air ketuban yang terhisap bayi. Memotong tali pusat bayi yang terhubung dengan ari-ari sehingga ibu dan bayi terpisah, mengikat dan merawat tali pusat. Membersihkan badan bayi dari segala kotoran dengan menggunakan minyak, air hangat, sabun. Membungkus badan bayi agar tidak kedinginan. Membawa bayi ke ibunya untuk disusukan dan agar ibu lebih kenal lebih dini dengan bayinya. Melaksanakan pengukuran anthropometris bayi meliputi panjang badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan. Melakukan pemeriksaan pada seluruh tubuh bayi untuk mengetahui apakah bayi lahir dalam kondisi cacat/tidak yang meliputi pemeriksaan pada ; anus, sekitar kepala, anggota gerak dan anggota tubuh lainnya. Memberi dan memakaikan pakaian bayi Memasang dan memberi identitas bayi dan merawat mata dalam keadaan bersih, rapi dan terbungkus hangat bayi dibawa ke ruang perawatan. 2. Masa Neonate Masa neonate berlangsung pada saat pengguntingan tali pusat, anak menjadi individu yang terpisah dan "berdiri sendiri". Masa ini ditandai dengan penyesuaian terhadap lingkungan baru. Menurut kriteria kesehatan penyesuaian tercapai ditandai dengan terlepasnya tali pusat. Sedangkan menurut kriteria psikologi, penyesuaian tercapai apabila telah mencapai kembali berat badan yang berkurang setelah lahir dan mulai menampakkan tanda-tanda kemajuan perkembangan dalam tingkah laku (masa plateu). 4 (empat) pemnyesuaian utama yang harus dilakukan sebelum anak dapat memperoleh kemajuan perkembangan tingkah laku, yaitu : Perubahan suhu dalam rahim ibu dengan suhu lingkungan Perubahan pernafasan, sebelum lahir bayi bernafas dengan plasenta dan setelah lahir bernafas dengan paru-paru. Menghisap dan menelan sebagai cara untuk memperoleh makanan yang semula dari plasenta melalui tali pusat. Cara pembuangan melalui organ-organ sekresi yang mana sebelum lahir melalui plasenta dan tali pusat. Keempat proses penyesuaian tersebut terlihat dengan menurunnya berat badan fisiologis selama minggu pertama Hari pertama sampai dengan minggu kedua dari kelahiran, berat badan bayi akan menurun karena bayi mulai kehilangan cairan melalui buang air besar dan kecil, melalui keringat, uap air melalui pernafasan sedangkan pemasukan tidak mencukupi, sebab pemasukan air susu ibu (ASI) masih kurang. Turunnya berat badan tersebut disebut penurunan berat badan fisiologis apabila penurunan berat badan tersebut tidak boleh lebih dari 10 % dari berat badan lahir. Pada masa neonatus, bayi akan lebih banyak tidur dan untuk mempertahankan hidupnya neontaus diperalati dengan beberapa kemampuan-kemampuan antara lain : * Insting, * Reflek dan * Kemampuan untuk belajar. * Insting Insting adalah suatu kemampuan yang telah ada sejak lahir, bersifat psikofisis (mempunyai segi psikis dan fisik/jasmani) yang tujuan utamanya adalah memberikan reaksi terhadap lingkungan dengan rangsangan yang khas dan terjadi tanpa belajar. Misalanya ; reaksi menyusui, kebutuhan akan rasa aman, insting sosial yang memungkinkan anak berkomunikasi dengan lingkungan misalnya senyum bila ibu mengajak bayi bicara. * Refleks Refleks adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis/spontan tanpa disadari pada bayi yang normal. Perkembangan motorik bayi diawali dengan reflek-reflek yang sebagian sudah terjadi dalam kandungan. Reflek-reflek ini akan berkurang sejalan dengan pertumbuhan usianya. Macam-macam reflek pada bayi antara lain : 1.Tonic Neck reflek (reflek tonus leher) adalah gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal dimana bila bayi ditengkurapkan, maka secara spontak bayi akan memiringkan kepalanya. 2. Rooting reflek (reflek menghisap) adalah merupakan reflek terpenting dimana apabila ada sesuatu yang menyentuh daerah sekitar mulut bayi, maka bayi akan membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya ke arah yang menyentuh. 3. Graps reflek (reflek menggenggam), apabila tangan kita menyentuh telapak tangan bayi, maka bayi akan berusaha menggenggam tangan kita dengan kuat. Reflek ini juga berlaku pada kedua kaki. Reflek ini akan menghilang setelah bayi melewati bulan-bulan pertama. 4. Moro Reflek, Menurut pengertian para ahli, reflek moro adalah suatu reaksi emosional yang timbul di luar kemauan atau kesadaran bayi. Reflek ini akan timbul atau muncul ketika bayi diangkat atau direnggut secara kasar dari gendongannya. Bayi seolah-olah mendekatkan tubuhnya pada orang yang mendekpanya. Reflek ini sering diikuti tangisan keras dari bayi. Reflek moro tidak mempunyai fungsi yang nyata dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu yang relatif singkat. 5. Startle reflek (reflek mengehntak), adalah rekasi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan dan tangan dan sering diikuti dengan tangis rasa takut. Refek ini terjadi apabila dengan tiba-tiba dikejutkan oleh bunyi yang keras dan cahaya yang terlalu kuat atau perubahan suhu yang mendadak misalnya bayi dimandikan pada waktu bayi masih tidur, maka ia tersentak dan menangis. 6. Stapping reflek adalah suatu reflek kaki secara spontan apabila bayi tersebut diangkat tegak dan kakinya satu persatu pada satu dasar, maka bayi akan melakukan gerakan melangkah. Reflek ini bersifat reflek belajar seolah-olah akan berjalan.

Standar Asuhan Kebidanan




 Standar asuhan kebidanan adalah acuan proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.
a.    Standar I : Pengkajian
      Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondidi klien.
b.    Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
      Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan doagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
c.    Standar III : Perencanaan
      Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan.
d.    Standar IV : Implementasi
      Bidan melaksanakan rencana asuhan secara komprehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
e.    Standar V : Evaluasi
      Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
f.     Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
      Bidan melakukan pencatatan secara akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

Referensi:
- Depkes. 2007. Kepmenkes Nomor 938 Tahun 2007. Standar Asuhan Kebidanan. Kemenkes. Jakarta

Jumat, 19 April 2013

Mengapa harus berbekam???



Berbekam adalah mengeluarkan darah kotor dari tubuh kita dengan cara melukai bagian tubuh tertentu, kemudian dibagian yang dilukai itu dilakukan kop / sedot vakum. Biasanya bekam dilakukan di punggung, kaki (betis, paha) bagain belakang, leher, bahkan di kepala tergantung keluhan kita.

Sebelum dibekam kita akan ditanya apa keluhan yang dirasakan, kemudian Terapis memeriksa mata atau telapak tangan kita. Beberapa titik bekam akan dikop dulu selama beberapa menit supaya permukaan kulit dan pembuluh darahnya lentur. Bagaian tubuh yang akan dibekam akan diurut sebentar lalu diolesi kapas dengan alkohol untuk sterilisasi sebelum dilukai dengan ujung jarum. Kemudian kop akan dipasang lagi dan beberapa saat kemudian darah kotor akan mengalir keluar.


PERKATAAN Al-Hijamah atau hijamah dalam bahasa arab berarti torehan darah, istilah ini berbeda dengan istilah “Al-Fashed” yang berarti pembuangan darah. Istilah Hijamah dalam masyarakat melayu lebih di kenal dengan nama “bekam” yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam masyarakat Indonesia, lebih di kenal dengan istilah Kop atau Cantuk yang berasal dari bahasa inggris Cupping.
Hijamah sudah dikenal dari jaman para Nabi, bahkan pada jaman kerajaan Sumeria. Hijamah terus berkembang sampai jaman Babilonia, Mesir, Saba dan Persia. Dalam ilmu kedokteran Islam, hijamah dipraktekkan secara hati-hati yaitu hanya dilakukan pada kasus pembekuan/penyumbatan dalam pembuluh darah. Karena fungsi hijamah sesungguhnya adalah untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh/badan.
Hijamah merupakan salah satu teknik pengobatan yang dicontohkan Rasulullah SAW, yang telah lama dipraktikkan oleh manusia semenjak jaman dahulu kala. Bahkan informasi perintah berbekam ini diinformasikan dengan jelas.
“Selama aku berjalan pada malam Isra Mi’raj bersama para malaikat. Mereka selalu berkata, “Hai Muhammad, suruhlah umatmu berbekam.” Sesaat setelah Isra Mi’raj, Rasulullah juga menyatakan, sebagaimana diriwayatkan Abdullah ibnu Mas’ud, bahwa ia tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua menyuruh beliau dengan mengatakan, “Perintahkanlah umatmu untuk berbekam! Bahkan dengan tegas, Nabi Muhammad menyatakan, “Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal; dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang umatku dengan besi panas,” (Hadits Bukhari).
Luar biasa, bahkan perintah ini langsung di diinfokan oleh Malaikat. Kini metode pengobatan ini sudah mengikuti perkembangan zaman, dan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif tanpa efek samping. Adapun pengobatan Hijjamah adalah suatu proses pembuangan darah kotor (toksid/racun) yang berbahaya dari dalam tubuh melalui bawah permukaan kulit.
Toksid/toksin adalah endapan racun/zat kimia yang tidak tidak bisa diurai oleh tubuh kita. Sedangkan yang dimaksud darah kotor adalah darah yang mengandung toksid atau darah statis yang menyumbat peredaran darah, sehingga sistem peredaran darah tidak dapat berjalan dengan maksimal. Timbunan racun (toxid) yang terdapat dalam darah manusia menyebabkan tidak berfungsinya mekanisme pertahanan tubuh (sistem imun tubuh).
Nah, bila kondisi ini berlarut-larut maka akan mengganggu kesehatan baik fisik atau mental. Akibatnya akan merasa lesu, murung, resah, linu, pusing dan senantiasa merasa kurang sehat, cepat bosan dan mudah untuk marah. Ditambah lagi angin sulit dikeluarkan dari dalam tubuh, akibatnya tubuh akan mudah kena jangkitan penyakit mulai dari yang ringan/akut seperti influenza sampai dengan penyakit degenertif semacam stroke, darah tinggi, kanker atau kencing manis bahkan sampai dengan gangguan yang bersifat non-medis. []

 


Berikut tips berbekam:
  1. Pilih Terapis yang sudah teruji, bersih tempat praktek dan peralatannya.
  2. Lakukan bekam minimal 2 jam setelah makan, tetapi juga jangan sampai perut Anda terlalu kosong.
  3. Bersihkan badan / mandi terlebih dahulu sebelum berbekam agar tubuh kita rileks. Hindari mandi langsung setelah berbekam.
  4. Pastikan jarum dan peralatan kop steril. Sambil mengobrol santai dengan Terapis kita bisa tanyakan sebelum berbekam. Biasanya peralatan itu disteril dengan alkohol atau gelas kopnya direbus.
  5. Kalau kopnya terlalu kencang beri tahu Terapis agar mengurangi sedotan vakumnya.
  6. Saat dibekam ataupun sesudahnya biasanya kita merasakan mengantuk. Jangan dilawan rasa kantuk itu, nikmati tidur yang nyaman.
  7. Bekas bekam ada baiknya diolesi minyak tawon supaya bengkaknya cepat pulih.
Selamat mencoba!